Wednesday, April 30, 2014

Resensi Novel : Laskar Pelangi








    Judul : Laskar Pelangi
    Penulis : Andrea Hirata
    Penerbit : Benteng, Yogyakarta
    Tahun Terbit : 2008
    Tebal : XVIII + 534 Halaman 20,5

             Ini adalah kisah heroik kenangan 11 anak Belitong yang tergabung dalam "Laskar Pelangi": Syahdan, Lintang, Kucai, Samson, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Mahar, Flo dan sang penutur cerita – Ikal. Andrea Hirata, yang tak lain adalah Ikal, dengan cerdas mengajak pembaca mengikuti tamasya nostalgia masa kanak-kanak di pedalaman Belitong yang berada dalam kehidupan kontras: kaya dengan tambang timah, tapi rakyatnya tetap miskin dalam kesehariannya.
              Ini adalah cerita tentang semangat juang menyala-nyala dari anak-anak kampung Belitong untuk mengubah nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan terengah-engah. Sebagian besar orang tua mereka lebih suka melihat anak-anaknya bekerja membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN Timah, daripada sekolah yang tak jelas masa depannya.
              Derita sekolah itu tergambar jelas ketika SD Muhammadiyah di kampung miskin itu terancam tutup kalau murid baru sekolah itu tidak mencapai 10 orang. kesebelas anak itulah yang telah menyelamatkan masa depan suar pendidikan yang hampir redup digilas ekonomi.
              Kesebalas anak itu memiliki keunikan masing-masing. Diantara 11 anak Laskar Pelangi itu, Lintang dan Mahar adalah 2 diantara yang paling menonjol. Lintang jenius dalam bidang eksakta, Mahar ahli di bidang seni budaya. Mereka seolah mewakili otak kanan dan otak kiri manusia. Lintang memiliki semangat juang yang tiada tara dalam belajar. Dia rela menempuh perjalanan dengan kereta angin sejauh 80 km pergi pulang demi dapat memuaskan dahaga ilmu pegetahuan. Saking semangatnya hingga akan tercium karet terbakar dari sepatunya yang aus digerus pedal sepeda. Jika ada aral melintang di jalan dan terlambat sampai sekolah, tiada masalah baginya, asal dapat menyanyikan lagu "Padamu Negeri" pada akhir jam pelajaran.
               Novel Laskar Pelangi penuh dengan taburan wawasan yang luas bak samudra dari penulisnya yang paham betul tentang ilmu eksakta, seni budaya, dan humaniora. Kita akan dibuat tersenyum geli dari humor kecil yang dilontarkannya, terharu dan bahkan menangis ketika membaca kisah heroik kesebelas anak Laskar Pelangi.
                Filicium adalah pohon yang menjadi saksi seluruh drama kehidupan Laskar Pelangi. Pohon itu menaungi sekolah mereka yang hampir roboh. Pohon itu menjadi markas setiap pertemuan mereka: membicarakan soal-soal di sekolah, merancang karya untuk festival 17 Agustus, atau tempat Lintang memberi kuliah tentang ilmu fisika. Pohon itu pulalah yang menjadi saksi kerinduan Ikal pada gadis manis keturunan cina, anak pemillik toko Sinar Harapan yang memiliki jari lentik dan kuku cantik.
                 Anak-anak Laskar Pelangi itu hidup dalam kebahagiaan masa kecil dan menyimpan mimpi masing-masing untuk hari esok. Tapi siapa yang sanggup melawan sang nasib? Dua belas tahun kemudian, Ikal menyaksikan perubahan nasib teman-temannya yang sungguh diluar dugaan. Sang nasib sungguh menjadi sebuah misteri yang maha gelap. Anak-anak Laskar Pelangi itu boleh punya cita-cita setinggi langit, tapi nasib jualah yang menentukan episode kehidupan mereka selanjutnya. Sang nasib bisa jadi adalah ketiadaan kepedulian pemerintah akan bibit-bibit unggul mutiara anak bangsa yang harus terhempas oleh himpitan ekonomi. Mereka adalah anak-anak harapan bangsa yang terpaksa harus tunduk oleh gilasan nasib yang semestinya bisa diupayakan oleh pemerintah yang punya amanah dan kuasa untuk memajukan pendidikan.
                Lintang, sang jenius itu misalnya kini harus terpuruk jadi sopir tronton karena harus menjadi tulang punggung keluarga, menjadi pengganti ayahnya. Tapi Lintang punya jawaban, " jangan sedih Ikal, paling tidak aku telah memenuhi harapan ayahku agar tidak jadi nelayan…." Bagi Ikal, kata-kata itu semakin menghancurkan hatinya, ia marah, kecewa pada kenyataan begitu banyak anak pintar yang harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi. Ia mengutuki orang-orang bodoh sok pintar yang menyombongkan diri, dan anak-anak orang kaya yang menyia-nyiakan kesempatan pendidikan.

    Keunggulan Novel
    Kekuatan novel ini terletak pada sentilan humaniora tentang pentingnya pendidikan sekolah dan sekaligus kuatnya moral agama. Novel ini wajib baca bagi generasi muda yang terlena dengan gelimang kemudahan ekonomi dan tak lagi kenal jerih payah untuk menggapai masa depan. Novel ini juga wajib baca bagi para pendidik, bagi pemerintah yang selalu alpa pada pentingnya pendidikan. Buah dari kealpaan itu diantaranya adalah, kini kita menjadi bangsa yang sering menjadi bahan olok-olok oleh bangsa lain, karena kita rajin mencetak manusia yang tak punya kualitas.
        Dapat menjadi cerminan pembaca agar dapat mengambil contoh betapa pentingnya pendidikan untuk meraih cita-cita
        Dapat memicu pembaca agar tetap semangat dan berjuang untuk meraih prestasi guna memajukan bangsa agar lebih baik.
        Terdapat nilai yang patut untuk dicontoh agar menjadi lebih baik dari yang sebelumnya
        Memberitahukan kepada kita bahwa guru benar-benar seorang pahlawan yang tanpa tanda jasa demi mencerdaskan anak didiknya dan selalu memberikan yang terbaik.


    Kelemahan Novel
    Kelemahan novel ini, menurut saya, hanya terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini sudah ditutup pada bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan kejatuhan Babel (Bangka Belitung) yang dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik, menurut saya menjadi ekor cerita yang membingungkan. Karena penutur "Aku" secara tiba-tiba menjadi orang lain, dan bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi sebuah kemubaziran. Sama persis seperti seorang pelukis yang seharusnya berhenti menguaskan catnya pada bidang lukis yang sudah sempurna, tapi kemudian menjadi berantakan karena sebuah goresan yang tidak perlu.
        Kata-kata yang digunakan kurang menunjukan bahwa tokoh adalah seorang anak, yang seharusnya tiak melakukan kewajibannya untuk membantu pamannya.
        Mengapa tokoh ikal di dalam cerita tidak berkesinambungan dengan isi novel yang lainnya. Seharusnya bisa digunakan nama yang lainnya.
    Kesimpulan
    Dari novel yang di buat oleh Andre Hirata ini, saya dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha. Dan satu lagi, pintar tidak menjamin kita untuk selalu sukses, seperti cerita pada tokoh lintang, dia anak yang pintar, namun diakhir cerita dia menjadi seorang supir truk, disini saya dapat mengambil kesimpulan, bahwa semua kehidupan manusia sudah ada yang mengaturnya, yaitu Tuhan. Semua yang kita kerjakan tidak lepas dari campur tangan Tuhan.
  

Deskripsi John Frusciante


              John Anthony Frusciante dilahirkan pada 5 maret 1970 di Queens, New York dari keluarga berlatar belakang musik. Bapaknya ( John Frusciante.Sr) adalah seorang hakim yang dulunya pernah belajar piano di Juilliard dan ibunya seorang penyanyi berbakat. Ia belajar gitar pertama kali pada umur 6 tahun dengan lagu "Stairway to Heaven - Led Zeppelin', dan berhenti bermain karena tidak ada yang bisa mengajarkanya solo-part lagu itu. Setelah itu ia berkembang dengan musik2 skate dan punk rock masa itu seperti Fear , Sex Pistol. Stratocaster pertamanya didapatkan dengan mengulik satu album Sex Pistol untuk menunjukan dedikasinya terhadap musik pada orang tuanya. Pada usia 9 tahun , John menciptakan lagu pertamanya," Fuck You to Jose". Pada usia 11 tahun dia mulai mempelajari gitar artis2 seperti Jimi Hendrix, Jeff Beck, dan Jimmy Page. Setelah kenyang dengan pentatonik, John mulai mempelajari lagu2 Frank Zappa.

              John pertama melihat konser RHCP pada umur 15 tahun dan langsung jatuh cinta pada musik RHCP dan menjadi penggemar Hillel Slovak, gitaris RHCP saat itu. Kegemaranya pada RHCP-lah yang menghantarkan dia pada nasib masa depanya. Setelah mengikuti audisi gitaris Frank Zappa, dimana dia tidak bermain dan memutuskan untuk pulang, John mulai jamming dengan DH. Pelligro ,drummer yang sering jamming dengan Flea RHCP dan akhirnya nasib mempertemukan John Frusciante dan Flea. Permainan John dan pengetahuanya tentang lagu-lagu RHCP membuat Flea merasa cocok. Dan posisi gitaris dan drumer RHCP yang kosong saat itu setelah ditinggal Hilel Slovak yang OD dan Jack Irons yang depresi membuat Flea membawa Pelligro dan John masuk ke RHCP( Pelligro kemudian digantikan oleh Chad Smith). Dan dimulailah karir gemilang John Frusciante bersama Red Hot Chili Peppers.

               John menelurkan dua album bersama RHCP ; Mothers Milk,1989 dan Blood Sugar Sex Magic, 1991, album inilah yang mengangkat nama dan permainan John Frusciante ke dunia. Dan seiring popularitas yang mulai menghampiri, john menjadi semakin tidak nyaman dengan RHCP, depresi dan akhirnya memutuskan keluar dari band pada 7 mei 1992.

               Tahun-tahun sesudah John keluar dari RHCP merupakan periode gelap dalam hidup John . Dimana dia menderita depresi dan memakai obat2an terlarang dalam jumlah besar sebagai penawar depresinya. "I was very sad, and I was always happy when I was on drugs; therefore, I should be on drugs all the time. I was never guilty—I was always really proud to be an addict."
Dalam masa-masa ini ia hampir tidak pernah bermain gitar, ia banyak melukis dan menulis. Flea masih kerap mengunjunginya untuk membangkitkan gairah bermusiknya namun john telah kelihalngan gairah. Pemakain obat2an telarangnya pun semakin menjadi2 dan kecanduanya menjadi semakin . Ia bahkan membakar rumahnya yang menghabisakan sebagian besar karya2 sendirinya (rekaman, tulisan, dll). Meskipun begitu periode ini juga menghasilkan 2 album solo John (Niandra Lades and Usually Just a T-Shirt-1994 dan Smile From The Street You Hold-1997,album kedua ditarik dari pasaran karena John mengakui bahwa penjualanya hanya untuk menutupi uang untuk membeli drugs). Berikut beberapa dokumentasi dari masa-masa kecanduan John. Film pendek Stuff yang dibuat oleh Johnny Depp dan Gibby Haynes, serta scene wawancara yang dkenal dengan V-Pro interview 1994.

                 Di tahun 1997 John muncul kembali di depan umum dan pada 1998 mulai melakukan program Rehabilitasi. Kembali dari rehabilisi ia dipenuhi spirit , attitude dan visi bermusik yang baru , ia siap menghasilkan karya2 indah lagi dan "kebetulan" pada saat itu RHCP berada di ambang perpecahan dengan dipecatnya gitaris Dave Navarro. Flea yang melihat hal ini melihat satu2nya jalan untuk mempertahankan RHCP dengan mengajak John kembali ke band. Dan kembalinya John berbuah manis album Californication (1999), yang kembali mengangkat nama RHCP.

                John dan RHCP melanjutkan karya2 dan terus menelurkan beberapa album platinum sebelum RHCP memutuskan untuk hiatus pada 2007 yaitu,; By The Way (2002), Stadium Arcadium (2006). Sementara itu john juga terus melanjutkan kerja solonya dan memulai bebrapa proyek sampingan. Proyek Ataxia bersama Josh Klinghoffer ( gitaris RHCP sekarang) dan Joe Lally ( Fugazi) menghasilkan 2 album ; Authoimatic Writing (2004) dan AW II ( 2007). Selain itu John juga mengisi gitar pada album The Mars Volta.Yang terbaru do'i sedang ada proyekan dengan gebetanya Nicole Turley yang dinamai Swahili Blonde. Kabar menyedihkan datang pada desember 2009 dimana John mengklarifikasi hengkangnya dari RHCP lewat myspacenya.
               
                 Setelah memtuskan hengkang dari RHCP, John melanjutkan karir musiknya dengan mengeluarkan beberapa solo album diantaranya: The Empreyan  (2009) Letur lefr (2012) PBX Funicular Intaglio (2012) Wayne (Single, 2013) dan yang terbaru adalah Enclosure (2014). Dalam menunjang permainan musiknya, John menggunakan beberapa jenis guitar diantaranya: Fender Stratocaster Funburst, Fender Telecaster Funburst, Fender Stratocaster Olympic White, Gibson Les Paul Custom Black dan masih banyak yang lainnya.
  
                 Bonus


Ciri-ciri Karya Ilmiah

 Menurut sifatnya, karangan ilmu pengetahuan itu dapat dibedakan menjadi dua:
a. Karangan ilmiah
karngan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyejikan fakta umum dan ditulis menurut metodelogi penulisan yang benar. Karangan ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.
b. Karangan non-ilmiah
Karangan non-ilmiah bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum.Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal

Apa pun jenis karya ilmiah yang ditulis oleh ilmuwan atau akademisi. Karya Ilmiah harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

    Objektif. Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.
    Netral. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau ‘mempengaruhi’ pembaca dihindarkan.
    Sistematis. Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
    Logis. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
    Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.